Gangguan neurologis diklasifikasikan sebagai penyakit apa pun yang memengaruhi sistem saraf atau kelainan apa pun pada otak, sumsum tulang belakang, atau saraf. Penyakit neurologis dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok yang berbeda. Tiga kelompok besar yang mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) meliputi:

• Gangguan perkembangan saraf yang bermanifestasi selama masa kanak-kanak, seperti gangguan spektrum autisme (ASD)

• Gangguan neurodegeneratif yang bermanifestasi setelah hilangnya fungsi neuron secara bertahap, seperti penyakit Parkinson (PD)

• Gangguan neuropsikiatri (kondisi kesehatan mental) didefinisikan sebagai hilangnya kognisi atau fungsi mental. Termasuk gangguan seperti gangguan depresi mayor (MDD)

Bukti ilmiah terbaru menunjukkan hubungan yang tak terbantahkan antara usus dan otak. Sistem komunikasi dua arah ini dikenal sebagai poros usus-otak (GBA), di mana usus dan otak mengirimkan sinyal melalui saraf vagus. Ketiga kelompok gangguan SSP sering kali memiliki kesamaan dalam hal masalah usus, seperti disbiosis usus, peradangan saraf, berkurangnya integritas penghalang usus (usus bocor), dan stres oksidatif. Hal-hal ini menyebabkan perubahan komunikasi di GBA.

Disebut sebagai 'Otak Kedua' - memiliki jumlah neuron terbesar kedua selain otak kita, usus kita terhubung ke otak melalui Gut-Brain Axis (GBA). Inilah sebabnya mengapa kita memiliki "kupu-kupu" di perut kita ketika kita gugup.

Sayangnya, masalah usus seperti sembelit berdampak pada penderita penyakit Parkinson (PD) setiap hari. Rendahnya jumlah bakteri baik berkontribusi terhadap ketidakseimbangan dopamin dan serotonin, serta gejala-gejala yang tidak diinginkan. Pasien dengan PD stadium lanjut yang parah dapat mengalami gejala motorik seperti tremor dan lambatnya gerakan (bradikinesia).

Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa merawat usus dengan Neurobiotik dapat membantu menyeimbangkan neurotransmiter seperti dopamin, yang secara signifikan meningkatkan kualitas hidup mereka yang mengalami PD.

Strain yang berbeda dari Lactiplantibacillus (Sebelumnya Lactobacillus) plantarum dipelajari di berbagai laboratorium di seluruh dunia, dengan beberapa strain bahkan muncul dalam produk probiotik. Apa yang membuat L. plantarum PS128 begitu istimewa?

PS128 diisolasi pada tahun 2007 dari sekumpulan fu-tsai, sebuah produk sayuran fermentasi tradisional. Tim peneliti Profesor Ying-Chieh Tsai di National Yang-Ming University melakukan penyaringan terhadap strain Lactobacillus untuk mengetahui sifat neurobiotiknya, dan menguji hampir 1.000 jenis laktobasilus sebelum menemukan PS128.

Pengurutan genom memvalidasi PS128 sebagai strain yang unik, dan bagian-bagian tertentu dari gen memberikan kemampuannya untuk mengkode protein yang memiliki efek anti-inflamasi dan imunomodulator, membuat PS128 menjadi kandidat neurobiotik yang kuat.

Penelitian hewan pertama terhadap PS128 dilakukan pada tikus bebas kuman - hewan pengerat steril tanpa mikrobiota usus. Model ini optimal untuk menentukan efek probiotik strain tunggal, dalam hal ini, PS128. Studi yang dipublikasikan ini melaporkan bahwa tikus bebas kuman yang menelan PS128 menunjukkan peningkatan kadar dopamin dan serotonin di striatum otak.

Model penyakit pertama yang menguji sifat psikobiotik PS128 menggunakan tikus yang dipisahkan dari induknya (maternal separated (MS ) - model untuk depresi dan kecemasan. Studi ini menyimpulkan bahwa tikus MS yang menelan PS128 menunjukkan lebih sedikit perilaku yang terkait dengan stres dan kecemasan. Penurunan yang signifikan dalam serum kortikosteron - hormon stres pada tikus - juga diamati pada tikus MS yang menelan PS128.

Studi percontohan ini, diikuti oleh berbagai penelitian yang menggunakan PS128 pada model penyakit lain, berfungsi sebagai bukti kuat untuk PS128 sebagai strain probiotik yang aktif secara neurologis.

Penelitian hewan pertama terhadap PS128 dilakukan pada tikus bebas kuman - hewan pengerat steril tanpa mikrobiota usus. Model ini optimal untuk menentukan efek probiotik strain tunggal, dalam hal ini, PS128. Studi yang dipublikasikan ini melaporkan bahwa tikus bebas kuman yang menelan PS128 menunjukkan peningkatan kadar dopamin dan serotonin di striatum otak.

Model penyakit pertama yang menguji sifat psikobiotik PS128 menggunakan tikus yang dipisahkan dari induknya (maternal separated (MS ) - model untuk depresi dan kecemasan. Studi ini menyimpulkan bahwa tikus MS yang menelan PS128 menunjukkan lebih sedikit perilaku yang terkait dengan stres dan kecemasan. Penurunan yang signifikan dalam serum kortikosteron - hormon stres pada tikus - juga diamati pada tikus MS yang menelan PS128.

Studi percontohan ini, diikuti oleh berbagai penelitian yang menggunakan PS128 pada model penyakit lain, berfungsi sebagai bukti kuat untuk PS128 sebagai strain probiotik yang aktif secara neurologis.